Rabu, 26 September 2012

PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN


PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN

Berdasarkan air

BILA KITA MAMPU MENGAMBIL HIKMAH DARI SETETES AIR YANG SELALU MENGALIR DARI HULU DAN SELALU MENUJU HILIR

                Tegur sapaku semoga dapat menyambut keberhasian kalian semua.
Sulit mengingkari kenyataan bahwa kepemimpinan dan kepemimpinan merupakan faktor dominan yang sangat menentukan keberhasilan dalam berusaha, terlebih lagi apabila sistim yang ada belum terlalu mapan. Jika ada yang memilih jalur hidup untuk mendalami persoalan – persoalan pemimpin dan kepemimpinan kemudian menyebarluaskannya kepada orang lain, maka saya sangat menghargainya. (Ir. Ciputra)
Bila dalam perspektif sejarah, ide kepemimpinan berkembang dari bentuk “menang – kalah” (win-loss), seperti halnya kepemimpinan raja – raja pada zaman dahulu, beralih pada bentuk “menang dan menang” (win-win), Lebih dari itu konsep kepemimpinan yang digali dari dan/atau berdasar air, akan mampu berpikir keluar dari nafsu selalu ingin menang sendiri.
Jika dilihat dari relevansi kekiniannya, konsep kepemimpinan berdasarkan air, seakan – akan hadir pada saat yang tepat dan dibutuhkan, yaitu ketika dimana banyak dunia bisnis dan organisasi dikuasai oleh pelaku yang selalu mendewakan kemenangan, kekuatannya dan juga semakin banyak pemimpin dalam kelas menengah makin membiasakan dengan manajemen sistem by-pass, sehingga sering terjadi kegoncangan dan sulit mencari pengelola yang kompeten untuk mengatasinya.
Diawali dari kata kunci bahwa air adalah sumber hidup, bahwa kepemimpinan berdasarkan air ini, mempunyai tiga hal pokok yang fundamental yaitu :
Pertama               : Tidak mengalahkan
Kedua                   : Tidak Mengalah
Ketiga                   : Sampai Pada Tujuan
Tanpa sedikit pretensi apapun, jika kita melihat air bisa memberikan pelajaran ditengah – tengah kemandekan “rasionalitas” manajemen apapun, sebagaimana salah satu fenomena alam, bahwa air memang memberi banyak perlambang, diantaranya adalah :
1.       Mengalir penuh kelenturan
Air – dalam keadaan normal tidak pernah memaksa batu, pohon atau penghalang lainnya untuk minggir. Sifat lentur tersebut tidak membuat air kalah, bahkan air berhasil melewati semua penghalang – penghalang tersebut. Kelenturannya justru menjadi sumber kekeuatan yang luar biasa. Ini senada dengan ilmu bela diri, pada tingkat tertinggi, keperkasaan seseorang dalam melawan musuh tidak ditentukan dengan oleh kekuatannya atau otot – ototnya, melainkan ditentukan oleh kelenturannya semua unsur tubuhnya.
2.       Laut dan sungai
Air – tidak ada yang meragukan bahwa air laut jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan air yang berada di sungai, dan hal ini terjadi karena letak laut “di bawah” sungai. Ini berarti kukuasaan, sebagaimana diisyaratkan oleh banyaknya air (laut), bahwa kekuasaan tidak selalu terletak dalam pilihan sikap untuk menempatkan diri “diatas” orang lain. Sebaiknya, laut dan sungai justru mengajarkan bahwa kekuasaan bisa diperoleh dengan sikap rendah hati dan melayani.
3.       Ketenangan Kolam
Air – jika kolam dibiarkan tenang dan tanpa diganggu, maka ia akan berfungsi seperti cermin yang nyaris sempurna, hal ini memberikan inspirasi bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah mirroring and punishment, konsep mirroring ini justru merekomendasikan pimpinan untuk menjadi fasilitator dan katalisator bagi kemajuan orang lain. Dalam pengertian ini, yang terpenting bukan imbalan dan hukuman yang terbukti membuat seseorang lebih banyak bergantung pada dorongan dari luar, melainkan meratakan jalan bagi kemajuan orang lain. Sehingga, orang merasa tidak terpaksa bergantung pada kekuatan luar selain dirinya, tapi diarahkan untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Dalam waktu yang relative singkat akan terbentuk pola kesadaran yang berasal dari dirinya sendiri.
4.       Dari atas menuju dasar
Air – ketika air mengalir selalu mencari bagian yang paling dasar, maka kecintaan atas dasar moral, kemanusiaan, kasih sayang, kesejahteraan, keadilan dll merupakan pedoman dasar dan tujuan akhir dari seorang pemimpin. Ia konsisten dalam gerakannya, terus mengalir dari atas kebawah, mengerti tujuan akhirnya dan selalu meresap dalam sifatnya.
5.       Bergerak naik merata
Air – bergerak naik secara merata merupakan bagian dari pelajaran yang sangat berguna bagi seorang pimpinan dalam hal memandang suatu persoalan, berbeda dengan seorang yang selalu berpikir secara parsialistik dan/atau memandand suatu persoalan hanya dari satu sudut pandang saja dan memandang suatu persoalan secara holistik pun bukan mutlak dapat dikatakan benar sekali dalam hal ini, sehingga bergerak naik merata yang diajarkan air, tidak terjebak pada sudut pandang umum (dikotomi parsial dan holistik) untuk memandang suatu persoalan, tetapi tatapan mata dalam memandang suatu persoalan, sebagaimana diajarkan air yang bergerak naik merata ini adalah memandang persoalan secara “seimbang merata” di dalam memandang unsur – unsur suatu persoalan.

Pertanyaan yang sering muncul dari konsep dasar air ini adalah apakah setiap waktu kita harus menerapkan pendekatan lunak ?  Tentu saja jawabnya adalah tidak, karena “lunak” juga bertentangan dengan karakteristik air yang sebenarnya. Sifat lunak air sangat berbeda dengan pengertian lunak pada umumnya yang memberi kesan selalu mengalah pada yang keras.
Kelenturan air terutama pada keadaan normal adalah tidak mengalah – tidak mengalahkan, pohon tidak dipaksa untuk miggir, batu tidak disuruh pergi atau dibuang, namun pada saat yang sama berhasil ia mengalir penuh kelenturan. Inilah sebuah perlambang alam yang tidak mengalah maupun mengalahkan tetapi berhasil mengalir ketujuan, sebagai sedikit kesimpulan, air mengajarkan pada kita semua untuk keluar dari dikotomi menang dan kalah, air, sebagaimana ulasan pengertian diatas, memiliki tiga ciri pada saat yang bersamaan : tidak mengalah, tidak mengalahkan dan berhasil sampai pada tujuan. Ia selalu konsisten, fleksible, juga tidak berwarna, tidak berbau, cenderung menjernihkan, relative menetralkan, tau yang dipijak maupun yang akan dilewati, penuh semangat untuk kembali kepada tujuan akhirnya. 

Kamis, 13 September 2012

Franz Liszt




Franz Liszt (October 22, 1811 - July 31, 1886) adalah seorang Hungarian composer, virtuoso pinaist dan guru.
Liszt menjadi terkenal di seluruh Eropa selama abad ke-19 untuk keahlian sebagai seorang pemain. Dia dikatakan oleh orang-orang sezamannya telah menguasai teknis pianis dari usianya dan mungkin pinais terbesar sepanjang masa. Ia juga seorang komposer penting dan berpengaruh, seorang guru piano terkenal, seorang konduktor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan modern dari seni, dan dermawan untuk komposer dan pemain lain, terutama Richard Wagner, Hector Berlioz, Camille Saint-Saens, Edvard Grieg dan Alexander Borodin.

Kamis, 06 September 2012

Frederic Chopin

Frederic Chopin


Fryderyk Franciszek Chopin lahir di Zelazowa Wola, dekat Warsawa, Polandia tanggal 1 Maret 1810. Ayahnya, Nicolas Chopin adalah orang dari Marainville, Prancis. Sedangkan ibunya, Tekla-Justyna Kryzanowka adalah orang Polandia. Untuk menghindari wajib tentara, pada tahun 1787 Nicolas Chopin meninggalkan Prancis dan menetap di Polandia. Chopin lahir tak lama setelah kedua orangtuanya pindah ke Polandia.

Chopin memiliki bakat alamiah dalam bermain piano, hal ini terlihat dalam improvisasi-improvasinya untuk piano. Ia masih berumur tujuh tahun ketika salah satu dari polonaise-nya diterbitkan (Mc Neill, 1998) namun, sumber lain mengatakan bahwa karya pertama yang diterbitkan adalah sebuah Rondo (Op. 1) pada saat ia berumur limabelas. Pada umur delapan, dia tampil di publik memainkan piano konserto milik Gywortez. Chopin mendapat pendidikan musik pertamanya oleh pianis Bohemia Adalbert Ziwny.
review www.5power.blogspot.com on alexa.com