Sabtu, 17 Maret 2012

Makanan di Maluku Utara


Makanan di Maluku Utara download lengkap
                Konsep mengenai makanan bagi orang di Daerah Maluku Utara ini sama saja dengan konsep mengenai makanan yang ada pada orang di Daerah Maluku Tenggara, hanya terdapat perbedaan dalam wujud dan bahan mentahnya saja.
                Pada saat sekarang ini orang di Daerah Maluku Utara dalam makanan pokoknya sudah berorientasi kepada “nasi” dan bukan lagi kepada sagu seperti orang di Daerah Maluku Tengah dan enbal seperti orang di Daerah Maluku Tenggara.
                Hal ini dapat dilihat dari macam-macam makanan yang disediakan dalam upacara-upacara adat di Daerah Maluku Utara ini. Namun demikian penggolongan makanan oleh orang di daerah ini adalah sama saja yaitu :  Makanan sehari-hari atau yang disebut juga makanan pokok, dan makanan khusus untuk upacara-upacara.
                Demikian juga halnya dengan minuman, minuman di Maluku Utara di gongan sebagai :  Air minum sehari-hari yang biasanya diminum untuk memenuhi akan kebutuhan karena haus. Air minum untuk teman sarapan, yang merupakan kebiasaan dalam acara makan di pagi hari. Air minum untuk menjamu tamu, yang dalam hal ini cara penyajiannya sudah lebih menunjukkan tata pergaulan antar manusia. Selain yang sudah disebutkan di atas, maka ada juga minuman yang khusus disediakan untuk upacara-upacara, baik upacara-upacara keagamaan ataupun upacara adat dan sebagainya.
                Menurut  orang di Daerah Maluku Utara ini jenis-jenis makanan digolongkan dengan konsep mereka mengenai makan adalah satu tindakan untuk melanjutkan kehidupan, secara jasmani. Dengan demikian ada makanan yang bersifat primer dalam pengertian mutlak harus ada untuk menyambung akan kehidupan karena tanpa makan orang akan mati dan ada juga makanan yang bersifat sekunder, dalam pengertian makanan yang hanya ada untuk dinikmati dan bukan dimakan untuk menghilangkan rasa lapar, ataupun untuk menambah tenaga.
                Dalam pengertian ini termasuk jajanan danlain-lain suguhan untuk memenuhi segala macam adat dan tata sopan santun saja.
                Adapun jenis-jenis makanan yang biasanya disajikan di Maluku Utara ini sesuai konsep mereka tentang makanan adalah nasi, ubi-ubian, serta lauk pauknya yang terdiri dari daging hewan dan ikan dan lain-lainnya, termasuk kacang-kacangan.
                Menurut konsep kebudayaan, maka orang di Maluku Utara ini melakukan makan dalam tiga waktu yaitu, makan di pagi hari, makan di siang hari dan makan di malam hari. Selain itu masih ada selingan makan di sore hari yang biasanya dikenal dengan minum the sore.
                Menurut orang di Maluku Utara ini mereka menggolongkan jenis-jenis makanan sebagai berikut :
a.      Fungsi Makanan.
Menurut  fungsinya makanan dapat dibedakan atas dua poko yaitu:
1.       Makanan poko atau makanan sehari-hari dalam hal ini makanan yang dimakan setiap hari sebagai penyambung kehidupan, dan merupakan penambah energy bagi manusia dan yang biasa dilakukan dalam tiga waktu itu yaitu makan di pagi hari, makan di siang hari dan makan di malam hari.
2.       Makan untuk peristiwa khusus seperti kedatangan tamu, makan dalam upacara-upacara adat, makan dalam pesta atau upacara perkawinan, ulang tahun dan sebagainya.
Dari segi ini fungsi dari pada makanan itu bukan lagi merupakan penyambung kehidupan, tetapi sudah merupakan hal yang hanya untuk dinikmati atau sekedar sebagai tanda bersuka cita, ataupun sebagai penghormatan bagi tamu yang datang.

             Demikian juga halnya dengan minuman yang pada saat-saat tertentu miuman merupakan alat untuk menghilangkan rasa haus, juga sewaktu-waktu minuman itu berfungsi sebagai pelancar jalannya makanan, ataupun sewaktu-waktu merupakan pelengkap dari satu upacara, baik yang bersifat keagamaan, adat dan sebagainya.
             Minuman sebagai pelancar jalannya makanan biasanya digunakan air putih yang sudah dimasak, minuman sebagai untuk dinikmati, biasanya dipergunakan air putih yang sudah diberikan the, lalu di campur dengan sedikit gula sehingga rasanya manis. Minuman ini juga disajikan dalam bentuk penghormatan kepada tamu yang datang mengunjungi keluarga.

b.      Makanan Sesuai Kedudukan Sosial dan Ekonomi yang ada dalam Masyarakat.
Seperti sudah diuraikan terlebih dahulu bahwa di daerah Maluku Utara ini tingkat pelapisan di dalam masyarakat sudah hamper tidak Nampak sama sekali, dan hanya bisa dilihat upacara-upacara adat saja.
Dan pada umumnya orang hanya dapat mengetahui akan kedudukan dalam masyarakat adatnya dari ceritera sejarah keturunannya. Misalnya ada orang yang menceritakan bahwa si A adalah berasal dari keturunan Raja dan sebagainya, tetapi posisinya sebagai keturunan Raja ataupun bangsawan itu tidak akan mempengaruhi akan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat di Maluku Utara sekarang ini.
                Nanti pada saat ada upacara-upacara adat, barulah kedudukan si turunan Raja tadi difungsikan apabila adat dalam upacara itu membutuhkannya. Hal inilah yang menyebabkan makanan yang dimakan di Maluku Utara ini adalah sama saja untuk semua lapisan dan cara mendapat makanan inipun teergantung dari kemampuan orang yang ingin mendapatkannya.

c.       Keaneka-ragaman.
Dalam suatu masyarakat memang terdapat lebih dari satu kelompok masyarakat yang berbeda dalam adat dan kebudayaannya. Namun demikian di muka sudah dijelaskan bahwa di Daerah Maluku Utara ini tidak lagi terdapat tingkatan dan latar belakang dari status social anggota masyarakat di dalam pergaulannya sehari-hari. Namun demikian tidak dapat disangkal bahwa keaneka-ragaman corak kebudayaan dari masyarakat di Maluku Utara ini pasti ada.
Dan keaneka-ragaman itu sudah tergambar dalam satu wujud kebudayaan Maluku Utara, di antaranya dapat dilihat dari makanan yang disajikan sebagai bagian dari pada kebudayaan masyarakat ini.
d.      Penggolongan Makanan Dalam Fungsinya.
Di Daerah Maluku Utara ini makanan yang tidak tergolong sebagai makanan pokok juga tergolong sesuai fungsinya. Adapun fungsi-fungsi yang dimaksudkan adalah antara lain :
1.       Fungsi Kenikmatan
Dalam hal ini makanan yang disuguhkan tidak dimakan sebagai makanan untuk mengeyangkan, melainkan untuk dinikmati saja, dalam hal seperti ini makanan yang disajikan adalah termasuk jajanan karena makanan tersebut dimakan bukan sebagai penyambung kehidupan.
Makanan dan minuman yang disajikan disini biasanya terdiri dari kue-kue dan makanan ringan lainnya dan sebagai pengantaranya biasanya disuguhkan air putih biasa, the yang diberikan sedikit gula, kopi, susu dan lain-lain minuman yang tidak mengandung alcohol.
2.       Fungsi untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum dalam keadaan darurat.
Seperti juga dalam uraian mengenai Maluku Tenggara, sudah dijelaskan bahwa keadaan darurat disebabkan oleh banyak hal, seperti bencana alam, musim paceklik, orang sakit, termasuk orang hamil dan sebagainya.
Dalam keadaan darurat seperti bencana alam, biasanya orang diMaluku Utara ini menyediakan makanan yang tahan lama dan makanan seperti ini biasanya disebut dengan istilah makanan kering. Biasanya terdiri dari sagu, roti kering, dan sebagainya.
Sama juga dengan keadaan darurat yang disebabkan oleh musim paceklik misalnya, maka makanan yang disediakan jauh sebelum tibanya masa paceklik itu.
Tetapi musim paceklik di daerah Maluku Utara itu sekarang ini sudah tidak pernah ada lagi, ini disebabkan karena adanya kemajuan di bidang pertanian yang semakin hari semakin baik, sehingga rata-rata pendapatan perkapita dari masyarakat Maluku pada umumnya adalah di atas normal.
Dalam keadaan darurat seperti orang sakit misalnya, maka biasanya makanan yang disuguhkan adalah makanan yang lembut seperti bubur dan sebagainya yang mudah dicernakan.
Sedangkan untuk orang yang hamil, makanan yang disediakan sekurang-kurangnya tidak membahayakan janin yang ada di dalam kandungan tersebut.
3.       Fungsi Sosial.
Makanan yang dilihat dalam fungsi ini adalah makanan yan disuguhkan untuk kepentingan acara-acara keluarga sebagai suguhan, dan makanan yang disuguhkan ini lebih banyak menunjukkan nilai tata pergaulan serta tata kesopanannya.
Dalam suguhan seperti ini minuman juga disediakan, dan minuman yang disuguhkan dalam situasi ini ada yang berkadar alcohol ada juga yang sama sekali tidak mengandung alcohol. Minuman yang tidak mengandung alcohol seperti air putih, teh, susu, kopi dan sebagainya sedangkan minuman yang mengandung alcohol seperti sageru, sopi dan sebagainya.
4.       Fungsi-Fungsi Lain.
Dalam upacara keagamaan misalnya, maka fungsi makanan yang disajikan tidak lain adalah sebagai pelengkap upacara. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah upacara keagamaan bagi orang Kristen yaitu Perjamuan Kudus.
Dalam upacara ini disediakan suguhan berupa roti dan air anggur, yang mana kalau dilihat maka makanan dan minuman yang disuguhkan dalam upacara tersebut hanyalah sebagai persyaratan upacara saja, bukan untuk dinikmati dan bukan juga dimakan untuk menghilangkan lapar. Demikian juga dengan upacara-upacara keagamaan dari mereka yang beragama Islam.
       Memang ada juga makanan yang disediakan dalam upacara-upacara lain yang khususnya untuk dimakan secara bersama-sama, yang tentunya agak lain dari upacara keagamaan itu. Satu contoh misalnya upacara adat yang dikenal dengan “Makan Patita”.
       Acara ini dikenal di seluruh kepulauan Maluku ini, sebagai tanda bersuka ria setelah selesai melakukan kewajiban yang dibebankan selama waktu tertentu.
       Dalam upacara ini makanan yang disediakan biasanya dari hasil kebun, serta hasil-hasil pertanian lainnya.
       Caranya adalah menggelarkan daun kelapa di tepi pantai, kemudian seluruh makanan diletakkan di atas daun kelapa itu lalu mereka duduk melingkari makanan itu kemudian setelah diadakan doa, maka mulailah makanan itu dapat disantap.
       Minuman yang disajikan dalam acara ini hanyalah air putih biasa dan tidak disajikan minuman yang mengandung alcohol.
       Di Daerah Maluku Utara ini kenal beberapa upacara-upacara antara lain:
Upacara perkawinan, Upacara potong rambut, Upacara sunatan, Upacara Kelahiran, Upacara-upacara keagamaan, Upacara pelantikan Raja, tua-tua adat, Upacara penerimaan tamu-tamu dan sebagainya.
       Sedangkan makanan yang biasanya disajikan dalam upacara-upacara tersebut adalah :
Nasi kuning, Nasi Jaha, Pali, Nyae-nyae, Kua biji-biji, Siri kaya, Lapa-lapa, Boboto, Dalampa, Gule-gule, Brinji, Rica isi, Ikan isi, Nasi putih, Air putih.
       Demikianlah makan dan minuman di Daerah Maluku Utara yang secara lebih detail akan diuraikan sebagai berikut.
a.       Makanan Dalam Upacara Perkawinan di Maluku Utara.
Sebelum kita melihat makanan dalam upacara perkawinan di Maluku Utara ini, maka terlebih dahulu kita lihat upacara perkawinannya sendiri.
Seperti diketahui bahwa suatu perkawinan adalah suatu permulaan dari pada hidup berumah-tangga. Sebelum upacara pernikahan yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan upacara melamar. Hal ini biasanya dilakukan oleh pihak pria, yang secara resmi datang kepada pihak wanita untuk melamar anak wanita tersebut untuk dijadikan isterinya. Dalam acara pinangan ini selalu harus dilakukan oleh orang tua atau wali dari pihak pria, biasanya mereka datang kepada pihak wanita untuk membicarakan tentang pinangan dari anak laki-laki mereka terhadap anak wanita dari pihak yang lain.
Setelah diterima, maka tanggal ataupun waktu pernikahan itu akan dilaksanakan ditentukan pada saat itu juga.
Setelah selesai acara ini, belum berarti kedua pihak yaitu sang pria dan wanita telah resmi menjadi pasangan Suami-Isteri apabila sudah dilakukan upacara pernikahan, baik secara adat, Agama maupun di Pencatatan Sipil.
Apabila tanggal pernikahan itu sudah ditentukan, maka kedua pihak dari kedua mempelai akan melaksanakan upacara sesuai dengan agama yang dianutnya.
Pada gambar Nomor 27 dan 28 nampak sepasang pengantin yang sedang disuap sesuai dengan upacara dari segi adat yang mereka anut dan dari segi Agama. Gambar menunjukkan bahwa pasangan pengantin Islam. Pada saat tanggal pernikahan itu tiba, maka apabila kedua mempelai tersebut adalah penganut agama Islam, maka mereka akan diperhadapkan kepada Penghulu kemudian dilakukan upacara sebagaimana sudah ditentukan dalam syarat-syarat yang harus dilakukan di depan Penghulu.
Sesudah upacara di depan Penghulu selesai, upacara dilakukan di lingkungan keluarga. Dan dalam upacara inilah dilakukan upacara menurut adat dan kebiasaan keluarga masing-masing seperti kita lihat dalam gambar Nomor 27 dan 28 tersebut.
Masih dapat kita lihat salah satu persyaratan dari pada adat di Maluku Utara ini yaitu dalam gambar Nomor 31, dimana dalam gambar tersebut terlihat kaki pengantin sedang dicuci oleh salah satu dari orang tua kedua mempelai. Hal ini merupakan pertanda bahwa orang tua yang melahirkan kita ke dunia, membimbing dan memelihara serta mengasuh kita hingga saat kita masuk ke dalam saat-saat pernikahan. Untuk itu orang tua juga akan membersihkan kaki kita yang akan melangkah meninggalkan mereka untuk memulai suatu hidup berumah tangga dengan pasangan kita yang mana bahtera rumah tangga kita itu akan kita bawa sendiri mengarungi luasnya samudera kehidupan dengan segala liku-likunya yang akan kita alami sendiri.
Dalam acara perkawinan ini semua hal mempunyai arti tersendiri, sampai-sampai dalam cara mengatur hidangan di meja makan pun mempunyai arti.
Dapat kita temukan pada gambar Nomor 30 dimana susunan makanan yang didahului dengan piring pengantin di depan sekali, ini sudah menunjukkan bahwa kedua mempelai yang merupakan orang-orang pertama sebagai pengemudi bahtera kehidupan mereka. Sedangkan empat buah piring yang berada di belakang merupakan piring yang disediakan bagi keempat orang lain yang berhak untuk ikut ambil bagian dalam upacara tersebut.
       Empat orang yang dimaksudkan disini adalah kedua orang tua dari masing-masing mempelai.
       Adapun makanan yang biasanya dihidangkan dalam upacara perkawinan ini adalah Nasi kuning, Nasi putih, Ketupat, Jaha, Nasi Jaha, Telur, Pisang, serta makanan-makanan lain seperti terlihat pada gambar Nomor 30 tersebut.
       Sesudah acara keagamaan selesai, biasanya dilanjutkan dengan acara pesta yang mana dalam acara pesta tersebut biasanya diramaikan dengan acara dansa-dansi yang dilakukan oleh para muda-mudi. Dalam acara ini makanan yang disajikan bukan makanan yang khusus, tetapi sudah merupakan variasi makanan-makanan lain. Makanan yang disajikan dalam acara pesta seperti ini bukanlah makanan yang khusus untuk upacara adat misalnya, tetapi makanan yang disediakan disini adalah makanan yang umumnya disajikan dalam pesta-pesta seperti Gule kambing ataupun sapi, sup ayam, perkedel daging dan sebagainnya. Biasanya juga diselingi dengan kue-kue seperti umumnya kue yang disediakan untuk acara pesta-pesta seperti kue tar, kue bolu dan lain-lain.
       Setelah lewat masa upacara perkawinan ini, maka pada saatnya sang isteripun akan mengandung dan kalau sampai saatnya, maka iapun melahirkan anak. Pada saat ibu itu melahirkan anak, tidak akan diadakan upacara apa-apa. Nanti setelah anak bayi tersebut berumur empat puluh hari, barulah diadakan upacara pengambilan rambut yang dikenal di Maluku Utara ini dengan Upacara Potong Rambut.
b.      Upacara Potong Rambut.
Upacara potong rambut ini biasanya dilakukan setelah bayi tersebut itu berumur kurang lebih empat puluh hari.
Biasanya upacara tersebut masih diwarnai dengan adat dan kebiasaan yang berlaku di kalangan masyarakat Maluku Utara.
Pada saat yang sudah ditentukan, maka bayi tersebut yang akan diambil rambutnya dimandikan dengan air yang sudah diberikan berbagai ramuan yang terdiri dari bunga-bungaan, dengan tujuan agar bayi itu nantinya dapat menarik seperti bunga yang diberikan sebagai ramuan dalam upacara tersebut. Setelah bayi tadi dimandikan oleh dukun yang akan memimpin upacara tersebut, dilanjutkan dengan pembacaaan mantera-mantera sebagai pengantar pengambilan rambut dari bayi tadi.
Mantera-mantera yang dibacakan tidak lain dari pada doa-doa yang memohonkan keselamatan bagi sang bayi tersebut. Sesudah itu dukun tadi mulai memotong sedikit dari pada rambut bayi yang dimaksudkan dan dilanjutkan pengguntingannya oleh sanak keluarga dari bayi yang bersangkutan yang dimulai dari Ibu, Bapak, kemudian saudara-saudara bayi tersebut. Setelah itu biasanya bayi tadi digunduli sampai bersih sekali kepalanya, kemudian setelah selesai upacara tadi barulah disuguhkan makananan bagi peserta upacara dan para undangan yang datang menghadiri upacara tersebut.
Makanan yang biasanya dihidangkan pada upacara tersebut adalah : antara lain Nasi kuning, Nasi jaha, Pali, Nyae-nyae, Jaha dan lain-lain dengan disertai kue-kue seperti pisang goring, cucur dan sebagainya.
c.       Upacara Sunatan.
Biasanya upacara ini dilakukan setelah anak sudah agak besar dan biasanya upacara ini hanya dilakukan di kalangan mereka yang memeluk agama Islam saja.
Kalau ditinjau dari segi kesehatan, memang sunatan ini paling baik untuk kesehatan akan sekaligus bagi orang dewasa. Dengan pengertian bahwa sunatan itu akan membersihkan rongga yang terdapat di bawah kulit yang menutupi bagian ujung dari pada kemaluan laki-laki. Hal ini mengakibatkan tidak mudah dihinggapi penyakit. Selain itu sunatan merupakan sesuatu yang wajib bagi pemeluk agama Islam.
Biasanya anak setelah cukup besar dilakukan upacara sunatan ini. Adakalanya yang melakukan sunatan ini adalah seorang dukun biasa tetapi pada jaman sekarang sudah banyak dilakukan oleh seorang dokter atau perawat kesehatan yang sudah dibolehkan untuk melakukan sunatan ini. Pada saat sekarang ini acara sunatan itu sendiri tidak dilakukan secara adat, tetapi setelah selesai acara tersebut baru diadakan acara adat, seperti menghidangkan makanan yang enak-enak kepada anak yang sudah disunat tadi. Adapun makanan yang dihidangkan itu terdiri dari berbagai macam makanan yang lezat-lezat. Hal ini merupakan lambing bagi anak tadi bahwa dengan telah diadakan sunatan terhadap dirinya, maka ia dapat menikmati segala macam makanan yang tersedia tetapi tentu dengan pertimbangan-pertimbangan dari dirinya sendiri, makanan mana yang boleh dimakan dan yang mana yang tidak boleh dimakan. Sesudah itu kepada para tamu dan undangan disajikan makanan yang memang sudah akan disediakan bagi mereka. Adapun makanan yang disajikan kepada para tamu dan undangan itu adalah serupa dengan makanan yang diperuntukan bagi para tamu dan undangan sewaktu acara perkawinan berlangsung. Tentunya dalam menghidangkan makanan yang dimaksudkan itu disesuaikan dengan kemampuan yang mempunyai hajat, juga disesuaikan dengan undangan ataupun orang yang akan ikut ambil bagian dalam upacara tersebut.
d.      Upacara Kelahiran.
Pada saat persalinan orang tidak mengadakan upacara, beberapa hari setelah persalinan, barulah ada niat dari mereka untuk melakukan sedikit upacara yang dikatakan sebagai upacara kelahiran. Mengapa sehingga upacara kelahiran. Mengapa sehingga upacara persalinan ataupun upacara kelahiran itu tidak dilakukan pada waktu seorang ibu itu melahirkan, tetapi dilakukan setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan karena pada persalinan biasanya tidak semua dilakukan di rumah. Karena pengertian masyarakat di Maluku Utara ini sudah semakin baik tentang penggunaan fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi mereka, maka kebanyakan persalinan pada saat sekarang ini tidak dilakukan di rumah dengan bantuan dukun beranak lagi, tetapi kebanyakan dilakukan di rumah-rumah bersalin dengan pengawasan dari seorang dokter atau bidan yang memang sudah sangat ahli dalam menolong persalinan. Dengan demikan akibat sampingan yang terjadi dari pada persalinan itu sangatlah kecil, apabila memang harus ada dan juga dibawah pengawasan seorang ahli. Namun demikan, tidak berarti bahwa semua persalinan itu dilakukan di rumah sakit atau di rumah-rumah bersalinan, masih ada juga orang-orang anggota masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari fasilitas kesehatan yang tersedia terutama untuk melahirkan, maka tidak tertutup kemungkinan bagi mereka untuk mengadakan persalinan itu dirumah saja. Biasanya yang menolong persalinan itu dirumah saja. Biasanya yang menolong persalinan itu adalah yang disebut dukun beranak. Mereka ini adalah orang-orang yang dengan pengalaman yang turun-temurun dari orang-orang tua ataupun dari guru-guru mereka, mereka dapat menolong terjadinya persalinan. Memang tidak dapat disangkal bahwa kebanyakan persalinan yang ditolong oleh para dukun beranak ini berhasil dengan baik. Tetapi hal yang demikian bila si ibu yang hendak melahirkan itu tidak terdapat berbagai macam kontra indikasi. Namun demikian biasanya apabila terjadi kegagalan dalam menolong seorang ibu untuk melahirkan, maka oleh dukun tadi dihubungkan dengan persoalan mistik, dan akibat-akibat daripada perbuatan-perbuatan orang tuanya dan sebagainya. Sedangkan sebenarnya si ibu tadi menderita komplikasi beberapa penyakit misalnya. Biasanya juga sekalipun persalinan itu dilakukan di rumah, tetapi yang diminta untuk menolong adalah seorang bidan yang kebetulan tinggalnya berdekatan dengan ibu yang akan melahirkan tadi. Jadi persalinan tadi sudah berlangsung dengan baik dan tidak kurang sesuatu apapun dan setelah beberapa hari setelah pusar dari bayi itu sudah pupus, barulah diadakan acara untuk bayi tersebut. Dan acara ini biasanya hanya berupa syukuran atas kelahiran bayi tadi. Dalam acara ini tidak ada suguhan yang istimewa, namun hanya hidangan ringan setelah mereka mendoakan kelahiran bayi tadi, serta mengucapkan syukur atas rahmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kedua orang tua dari bayi itu. Setelah upacara tersebut selesai, lalu dikeluarkan hidangan ringan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Nanti pada acara potong rambut ataupun sunatan, barulah dilakukan upacara dengan jamuan yang cukup besar seperti yang sudah diuraikan di atas tadi. Sedangkan dalam upacara atau acara kelahiran ini saja disuguhkan minuman teh biasa dengan sedikit gula kemudian diikuti dengan kue-kue seperti cucur dan lain-lain kue yang biasanya disajikan dalam acara-acara ringan seperti itu.
e.      Upacara-Upacara Keagamaan
Dalam upacara-upacara keagamaan ini banyak macam makanan yang disajikan sesuai dengan jenis upacaranya. Kalau untuk orang yang beagama Kristen, maka upacara keagamaan di Maluku Utara hamper sama saja dengan upacara yang dilakukan di Maluku Tengah dan Maluku Tenggara. Salah satu bentuk upacara yang dilakukan dari segi keagamaan ini menurut agama Kristen khususnya Kristen Protestan adalah upacara Baptisan. Upacara Baptisan ini biasanya juga disebut sebagai upacara Anak Serani.
Biasanya anak yang masih kecil dibawa ke Gereja untuk dibaptiskan inipun suatu pertanda bahwa anak tersebut adalah pemeluk agama Kristen Protestan. Upacara keagamaan ini dilakukan di Gereja dengan dipimpin oleh Pendeta atau Penghentar Jemaat.
Anak tadi dibawa ke depan mimbar lalu disertai oleh saksi-saksinya, biasanya saksi-saksi ini disebut juga sebagai Papa dan Mama Serani.
Upacara dimulai dengan menanyakan saksi-saksi apakah mereka bersedia menjalankan kewajiban mereka sebagai saksi, untuk membimbing anak ini tetap di jalan yang dikehendaki oleh Tuhan dan apakah mereka sebagai saksi bersedia memberikan petunjuk-petunjuk hidup sebagai orang Kristen kepada anak tadi. Setelah selesai saksi-saksi ditanya maka anak tersebut dibaptis dengan memercikan air di atas kepalanya dan dilakukan dengan Nama Bapak, Anak dan Roh Kudus. Setelah itu acara baptisan selesai.
Dalam acara di Gereja ini tidak disuguhkan makanan, acara hidangan disuguhkan nanti setelah tiba di rumah. Di sana diadakan acara makan bagi keluarga dan seluruh tamu yang datang.
Biasanya makanan yang disajikan dalam acara ini sama saja dengan acara ulang tahun ataupun acara-acara pesta keluarga dan lain-lain dan biasanya yang dihidangkan sudah bukan lagi makanan yang bernama adat, tetapi makanan yang sudah bervariasi dengan makanan ala barat, seperti sup ayam, dan sebagainya baru kemudian di persilahkan untuk mengambil nasi yang disediakan di atas meja yang disertai dengan lauk pauknya. Dalam hidangan-hidangan lainnya terdapat opor ayam, sambal goreng tempe, acar dan sebagainya.
Selain upacara baptisan yang dikemukakan ini, ada juga upacara yang dikenal di kalangan agama Kristen adalah upacara Peneguhan Sidi Baru. Upacara ini dimaksudkan sebagai tanda bahwa setelah dewasa, maka anak tersebut sudah dapat mengadakan pengakuan sendiri dari lubuk hatinya dengan sepenuh kesadarannya untuk mengikuti jejak agama Kristen Prostestan. Hal ini adalah kelanjutan daripada upacara baptisan. Kalau upacara baptisan maka upacara peneguhan sidi baru ini dilakukan pada saat anak tadi telah dewasa. Dan biasanya umur yang ditentukan untuk masuk menjadi anggota sidi baru adalah sekurang-kurangnya 16 tahun.
Kalau pada saat upacara baptisan dilakukan maka yang ditanya adalah para saksi mereka, sedangkan dalam upacara peneguhan sidi baru ini yang ditanya adalah yang bersangkutan sendiri.
Biasanya yang menjadi anggota sidi baru ini adalah berjumlah sampai puluhan bahkan sampai seratusan lebih.
Sebelum  sampai pada upacara peneguhan sidi baru ini mereka harus melalui suatu masa yang dinamakan Katekisasi. Katekisasi adalah semacam kursus yang lamanya adalah antara mengikuti peneguhan sidi baru.
Dalam upacara ini semua peserta anggota sidi baru diharuskan menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Pendeta sebagai pemimpin upacara dan harus dijawab oleh semua anggota sidi baru secara serempak di hadap anggota-anggota jemaat yang lain. Selesai upacara ini, maka dilaksanakan acara di rumah masing-masing anggota sidi baru ini adalah upacara Perjamuan Kudus.
Salah satu persyaratan yang mutlak harus dipunyai untuk dapat mengikuti upacara perjamuan kudus ini adalah harus sudah menjadi anggota sidi. Dalam upacara peneguhan sidi baru ini makanan yang disajikan dalam acara ini tidak disajikan di waktu upacara di Gereja itu, tetapi makanan tersebut disajikan dalam acara di rumah masing-masing anggota sidi baru tersebut. Biasanya makanan yang disajikan dalam upacara ini makanannya adalah variasi antara makanan adat dan makanan ala barat dan penyajiannya terserah manurut selera orang yang akan mengambilnya.
f.        Upacara Perjamuan Kudus.
Seperti yang sudah dikemukakan bahwa kelanjutan dari pada upacara peneguhan sidi baru ini adalah upacara perjamuan kudus. Dalam upacara perjamuan kudus ini seperti sudah dijelaskan bahwa yang boleh mengikuti upacara perjamuan kudus ini hanyalah mereka yang sudah diteguhkan sebagai anggota sidi. Oleh karena itu yang belum pernah mengikuti upacara peneguhan sidi sama sekali tidak boleh mengikuti upacara perjamuan kudus. Dalam upacara perjamuan kudus ini tersedia makanan khusus yang disediakan untuk acara ini.
Adapun makanan yang dimaksudkan adalah Roti yang tidak beragi dan air anggur. Roti yang disediakan setelah diberkati oleh Pendeta kemudian dipatah-patahkan lalu dibagikan kepada seluruh peserta upacara tersebut.
Biasanya meja yang disediakan di dalam Gereja untuk keperluan upacara tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk salib. Peserta perjamuan ini duduk mengelilingi meja yang berbentuk salib tersebut.
Karena banyaknya peserta upacara perjamuan ini, maka peserta dipersilahkan duduk di meja secara bergiliran.
Yang pertama disajikan dalam upacara ini adalah roti tadi, hal ini dimaksudkan sebagai peringatan akan kejadian dimana Tuhan Yesus menjamu murid-muridnya sesaat sebelum ia ditangkap dan akhirnya mati di salib oleh penguasa Romawi saat itu. Dalam perjamuan itu roti ini adalah bagian dari tubuhKu dan minumlah karena anggur ini adalah bagian dari pada darahKu. Lakukanlah ini setiap kali sebagai peringatan akan Daku”.
Oleh karena itu dalam upacara ini yang disajikan terlebih dahulu adalah roti, kemudian baru diikuti dengan minuman yaitu anggur.
Setelah selesai upacara di Gereja, di rumah tidak lagi ada acara apa-apa.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk upacara keagamaan bagi agama Kristen dimulai dengan baptisan yang dilakukan bagi anak-anak kecil, sesudah itu dilakukan upacara peneguhan sidi apabila anak telah dewasa, baru setelah itu upacara perjamuan setelah seseorang mengikuti upacara sidi tersebut. Sedangkan bila dihubungkan dengan makanan pada saat-saat upacara itu adalah sebagai berikut :
Panyajian makanan dalam acara upacara baptisan anak-anak dilakukan di rumah setelah selesai upacara baptisan anak-anak dilakukan di rumah setelah selesai upacara baptisan di Gereja. Demikian juga dengan penyajian makanan dalam upacara peneguhan sidi, makanan juga disajikan di rumah, setelah selesai upacara di Gereja. Sedangkan untuk upacara di  Gereja. Sedangkan untuk upacara perjamuan kudus, makanan disajikan di Gereja pada saat upacara berlangsung dan makanan yang disajikan hanyalah terdiri dari roti yang tidak beragi dan air anggur.
Masih ada upacara-upacara yang lain yang berhubungan dengan agama Kristen yaitu upacara perayaan Natal atau hari lahirnya Tuhan Yesus. Acara ini biasanya dilaksanakan pada setiap tanggal 25 Desember dan dilaksanakan secara bersama-sama di Gereja, juga diadakan secara sendiri-sendiri di dalam keluarga, ataupun dilakukan oleh kelompok-kelompok ataupun organisasi-organisasi Gereja lainnya dengan biasanya memilih tanggal yang mereka sukai asal masih terdapat di dalam bulan desember.
Dari segi agama Islam masih ada di Maluku Utara ini upacara yang kita kenal sebagai suatu upacara setelah seorang anak selesai ataupun menamatkan membaca kitab suci Al Qur’an. Pada saat itu mereka mengadakan semacam upacara kecil dimana dalam upacara tersebut disajikan makanan ringan yang sama dengan makanan yang biasanya disajikan pada acara-acara ulang tahun dan sebagainya.
g.       Upacara Pelantikan Raja.
Upacara Pelantikan Raja di Maluku Utara ini agak berbeda dengan upacara pelantikan Raja di Maluku Tengah dan Maluku Tenggara. Di Maluku Utara orang yang dipilih untuk menjadi Raja adalah dari keturunan yang berhak untuk menjadi Raja. Jadi dalam acara ini tidak terlihat adanya unsure demokrasi secara murni. Barangkali  juga ada tetapi untuk demokrasi yang ditunjukan hanya dalam lingkungan keluarga saja. Tetapi bagi seluruh rakyat, mereka hanya menantikan Raja mereka, tanpa ikut melaksanakan sesuatu pemilihan siapa yang menjadi Raja mereka. Dalam upacara ini adat sangat berperan. Sebab bagi orang yang akan menjadi Raja ini setidak-tidaknya akan memangku jabatan sebagai kepala adat. Disini terlihat bahwa kalau bukan orang yang berhak, maka tidak akan mungkin menguasai adat dari pada lingkungannya. Dengan demikian orang tersebut tidak mungkin menjadi Raja yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sama dengan Kepala Pemerintah Desa dalam Negara kita ini. Jadi yang menjadi Raja dalam hal ini adalah sama dengan Kepala Desa saja.
Hanya pada saat Negara kita ini dijajah oleh bangsa Belanda, maka Belanda untuk menjalankan politik pemecah belah dan menguasai ini maka dibentuklah semacam kerajaan-kerajaan kecil yang sebenarnya belum dapat dimasukkan dalam kategori kerajaan, namun demikian bagi tempat-tempat tersebut ditempatkan seseorang dengan sebutan Raja. Dengan demikian maka kebanggaan dari pada Raja tadi dan pengikutnya akan timbul dan mereka akan mempertahankan segala milik mereka dengan segala dana dan daya mereka Inilah yang sampai sekarang menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi mereka yang kebetulan mendapatkan kebahagiaan untuk menjadi Raja. Sampai saat ini keturunan Raja tersebut, masih mempunyai kebanggaan sebagai turunan bangsawan dari Negri mereka.
Biasanya dalam upacara pelantikan Raja ini adatpun memainkan peranan yang sangat diupacarakan secara adat, maka kemudian diadakan pesta sebagai tanda bersuka ria mendapatkan Raja yang baru. Pesta yang diadakan sehubungan dengan pelantikan Raja ini sering sampai beberapa hari lamanya. Dan makanan yang disajikan dalam acara tersebut adalah makanan yang meriah seperti yang disajikan dalam acara perkawinan dengan segala variasi yang tersedia. Upacara lain yang dapat ditemukan di Daerah Maluku Utara ini adalah upacara penerimaan tamu.
Upacara yang biasanya dilakukan dalam upacara penerimaan tamu ini ialah bila ada tamu-tamu VIP (Very Important Person) atau tamu-tamu yang paling penting, maka dalam penerimaannya dilakukan upacara penyambutan. Biasanya upacara penyambutan ini dilakukan di lapangan terbang, apabila mereka para tamu itu datang dengan menggunakan pesawat terbang. Sedangkan upacara itu akan dilaksanakan bila tamu datang dengan menggunakan kapal laut.
Dalam Upacara ini biasanya selain disuguhkan tarian-tarian daerah maka satu-satunya makanan dan minuman yang disuguhkan dalam acara adat yang berhubungan dengan upacara penyambutan itu adalah sirih pinang dan sopi. Makanan dan minuman ini hanya diperuntukkan sebagai persyaratan saja.
Sesudah upacara adatnya selesai, barulah disuguhkan makanan ringan pada saat para tamu itu sudah berada di dalam ruang yang diperuntukan bagi tamu tersebut. Dan biasanya makanan yang disediakan pada saat itu adalah makanan ringan seperti kue-kue dan minuman ringan sekedar sebagai penghilang rasa haus saja.
Tidak ada makanan khusus dalam upacara penyambutan tamu ini. Juga tidak ada makanan yang khusus berhubungan dengan adat dalam upacara ini, hanya sirih dan pinang sebagai yang sudah diuraikan di muka tadi.
h.      Upacara Orang Mati
Selain upacara-upacara yang sudah disebutkan di atas, masih ada lagi upacara-upacara lain seperti upacara orang mati.
Upacara orang mati ini di Maluku Utara, Maluku Tengah dan Maluku Tenggara pada umumnya adalah sama saja.
Biasanya upacara tersebut dilaksanakan di waktu penguburan. Sebelum jenazah dibawa ke kuburan, maka upacara diadakan terlebih dahulu di rumah keluarga yang berduka. Dimana dalam upacara tersebut jenazah tadi disembahyangkan terlebih dahulu. Biasanya kalau yang meninggal itu orang yang beragama Kristen, maka upacara menyembahyangkan jenazah sebelum dilepas ke kuburan dinamakan upacara makburat. Selesai upacara makburat itu barulah jenazah dibawakan ke kuburan. Dikuburan baru diadakan upacara penguburan. Upacara penguburan biasanya dipimpin juga oleh seorang Pendeta yang sudah dipersiapkan untuk acara tersebut.
Biasanya Pendeta yang dimintakan adalah Pendeta yang melayani jemaat di lingkungan dimana keluarga yang berduka itu berada.
Dalam acara orang mati ini pada saat dilakukan upacara makburat itu tidak disuguhkan sesuatu, tetapi pada saat upacara pengucapan syukur biasanya dilakukan pada saat malam ketiga setelah kematian itu barulah dilakukan acara dengan jamuan makanan ringan. Adapun makanan yang biasanya disajikan dalam upacara ataupun dalam acara ini adalah nasi jaha, dan makanan ringan lainnya. Minuman yang biasanya disajikan dalam acara ini adalah lebih cocok bila diberikan kopi susu.
Kalau yang meninggal itu adalah orang yang beragama Islam, maka bentuk upacaranya tentu berlainan dengan upacara yang dilakukan oleh orang yang beragama Kristen seperti yang telah diuraikan di atas. Untuk orang yang beragama Islam, di Maluku Utara ini, setelah jenazah dimandikan kemudian disembahyangkan, maka terus dikuburkan. Setelah selesai upacara penguburan itu langsung malamnya diadakan acara tahlilan dimana selesai acara tersebut disuguhkan makanan yang biasanya disediakan untuk itu seperti : nasi kuning, siri kaya, gule-gule, rica isi, ikan isi, dan lain-lain.
Sesudah itu pada saat hari yang ketujuh, mereka membuat upacara lagi dengan mengadakan tahlilan kembali yang dinamakan upacara hari ketujuh. Makanan yang disajikan biasanya sama dengan pada hari yang pertama.
Demikian juga pada hari yang keempat puluh, kembali diadakan upacara empat puluh hari, dengan mengadakan tahlilan.
Juga pada hari yang keseratus mereka kembali mengadakan upacara tahlilan untuk hari yang keseratus yang biasanya disebut upacara seratus hari. Makanan yang dihidangkan dalam upacara seratus hari tersebut adalah sama juga dengan upacara pada hari-hari pertama, ketiga, ketujuh, keempat puluh dan keseratus.
Upacara lain yang biasanya ditemukan di daerah ini seperti upacara membangun rumah ini biasanya dilakukan pada saat yang ditentukan oleh yang punya hajat setelah bertukar pikiran dengan seorang yang paling tahu dalam hal itu. Ada yang menentukan bahwa rumah yang akan dibangun itu harus didirikan pada waktu subuh ada juga yang berpendapat bahwa rumah yang akan dibangun itu harus pada waktu matahari akan terbenam, dan ada juga yang berpendapat bahwa rumah itu harus dibangun pada saat tengah hari dan sebagainya.
Biasanya setelah ada kesesuaian waktu membangun, maka diadakan upacara kecil dengan memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar acara membangun rumah itu berjalan lancer. Setelah itu paku yang pertama ditanamkan ke tiang tidak boleh berbunyi dan sebagainya.
Adanya acara-acara yang ditentukan ini sesuai permintaan dari pada dukun tadi.
Ada pula yang menentukan bahwa untuk menanamkan paku yang pertama itu harus dengan suatu hiruk-pikuk seperti terjadi suatu keributan besar dan ada pula yang menginginkan paku pertama dari pada rumahnya itu tidak boleh dipukul dengan memakai palu, dan lain-lain cara yang mereka kehendaki sendiri-sendiri setelah mengadakan tukar pikiran dengan dukun yang mereka pilih.
Selesai upacara tersebut maka siangnya diadakan jamuan makan bagi seluruh orang yang membantu mengerjakan rumah tersebut. Makanan yang disajikan disini adalah makanan adat dari ubi-ubian, jaha dan lain sebagainya dan untuk menemani makanan tersebut disediakan minuman keras seperti sageru ataupun sopi baik dari aren maupun dari kelapa. Upacara lain yang masih dapat ditemukan adalah antara lain upacara sembahyang pada saat Idulfitri bagi mereka yang memeluk agama Islam secara bersama-sama melakukan sembahyang di suatu tempat yang sudah ditentukan.
Biasanya di Mesjid Raya atau karena yang akan mengikuti sembahyang itu begitu banyak, maka biasanya yang dipilih untuk melakukan upacara tersebut adalah lapangan yang agak luas. Dipilihnya tempat ini karena umat yang akan ikut ambil bagian dalam upacara seperti ini biasanya jauh lebih banyak dari pada saat-saat sembahyang biasa, bahkan jumlah orang yang ikut dalam upacara sembahyang ini kadangkala sampai mencapai jumlah sepuluh kali lipat dari waktu-waktu sembahyang biasa.
Upacara sembahyang pada hari raya Idulfitri ini biasanya disebut dengan istilah sembahyang Ied. Sembahyang Ied ini dipimpin oleh seorang Imam dan seorang Khotib. Dalam upacara ini tidak ada suguhan apa-apa, nanti pada saat upacara sembahyang ini sudah selesai, barulah makanan disajikan tiap-tiap keluarga di rumahnya untuk menyambut tamu yang datang. Tamu yang datang pada hari ini tidak pernah diundang. Hal ini disebabkan karena hari raya ini dianggap sebagai suatu hari besar bagi pemeluk agama Islam, dimana hari ini diperingati sebagai hari hijrahnya Nabi Besar Muhammad S.A.W. dari Mekah ke Medinah. Makanan yang disediakan dalam rangka acara ini adalah makanan-makanan ringan yang paling penting. Ada juga yang menyediakan makanan-makanan untuk menjamu tamu seperti makanan yang biasanya disediakan untuk keperluan pesta-pesta.
Dan biasanya kita dapatkan dalam acara-acara seperti ini makanan seperti : gule kambing, roti kambing, sate kambing, dan lain-lain makanan yang kebanyakan berwarna tanah Arab, tempat asalnya Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Tetapi kebanyakan makanan yang disediakan dalam acara-acara seperti ini adalah makanan ringan seperti kue-kue dan penganan lain yang dibuat dari tepung terigu, ketan, ubi-ubian dan lain sebagainya.
Biasanya pada hari ini setiap orang yang beragama Islam akan mengunjung para tetangga, sahabat dan handai taulan untuk bersilahturahmi dengan mengucapkan Minal Aidin Walfaizin serta memohonkan maaf lahir dan bathin.
Upacara lain yang masih berwarna keagamaan adalah upacara sembahyang Ied sewaktu Idul Adha.
Upacara ini sama juga dengan upacara sembahyang pada saat Idul Fitri namun perayaannya tidak begitu meriah seperti pada upacara perayaan Idul Fitri. Dalam upacara Idul Adha ini makanan juga disediakan seperti pada upacara ataupun acara Idul Fitri tetapi dalam frekwensi yang lebih kecil dari pada saat Idul Fitri.


download lengkap


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

review www.5power.blogspot.com on alexa.com